Saturday, November 29, 2014

Rujak Yeh Kuwud/nyuh

(Desa Suwud. Kecamatan Sawan)

 Rujak yeh kuwud  terbuat dari air kelapa setengah tua, yang memiliki rasa manis, asin, rasa lengkuas serta segar karena sedikit bersoda. Rujak yeh kuud bisa juga dibuat dari air kelapa muda sisa dari pembuatan lawar nyuh sehingga semua bagian dari kelapa muda diantaranya daging buah dan airnya bisa dimanfaatkan maksimal. Rujak yeh kuwud juga bisa menetralkan perut dan mulut setelah mengkonsumsi hidangan berlemak yang berbahan daging babi seperti  lawar. Minuman tersebut saat ini masih di konsumsi sebagai minuman segar sehari-hari, tetapi tidak ada yang menjualnya, dan hanya dibuat pada saat ada kegiatan memasak lawar saja di banjar. Kekhasannya rujak ini menggunakan air kelapa muda yang ditambah lengkuas, sehingga minuman ini bisa menghangatkan tubuh.



Es Kopyor

(Desa Kubutambahan)

Minuman ini hanya di konsumsi pada kesempatan khusus saja, dan tidak ada penjualnya. Baha utamanya kelapa muda, diberi garam, cabe rawit, terasi dan es, kemudian dikocok-kocok dan disajikan dengan es. Kekhasannya Es kopyor disajikan langsung bersama kelapa utuh dan rasa es kopyor yang pedas manis.

Rujak Kuud

(Desa Busungbiu)

Rujak kuud merupakan minuman segar sehari-hari dari kelapa muda yang diberi bumbu rujak manis, tetapi tidak ada yang menjualnya, dan sering dibuat oleh ibu rumah tangga. Rujak kuud ini memiliki rasa segar, manis, asam dan pedas. Bahan yang digunakan adalah kelapa muda dengan airnya dicampur dengan jeruk bali. Kekhasan minuman ini adalah es kelapa muda yang dicampur jeruk bali dengan bumbu rujak manis.


Teh Kayu Shecang

(Desa Bubunan)

Minuman tsb. saat ini masih di konsumsi sebagai minuman segar sehari-hari, tetapi tidak ada yang menjualnya, dan hanya dibuat oleh ibu rumah tangga. Kayu shecang diperoleh dari daerah setempat sehingga dimanfaatkan bagi ibu rumah tangga sebagai minuman panas ataupun dingin. Disajikan setiap hari dan disajikan pada tamu yang datang. Selain sebagai anti oksidan, juga dapat menurunkan panas tubuh.


Minuman es rujak biu kerutuk

(Desa Anturan Kec. Buleleng)

Es rujak biu kerutuk merupakan minuman yang juga memiliki manfaat lain sebagai perangsang nafsu makan dan bisa diberikan kepada orang sakit, jika mengalami mual atau gangguan pada nafsu makan. Minuman tersebut saat ini sering di konsumsi setiap hari, tetapi dibuat dirumah tangga oleh orang tua-tua, meskipun tidak ada yang menjualnya.Bahan yang digunakan adalah pisang batu yang muda, diberi gula merah, tangkai don jarak, cabe dan asam. Keunikannya semua bahan dihaluskan, kecuali tangkai don jarak digeprak saja dan sebagai garnis minuman.


Minuman es tuak manis

(Desa Banyuseri)

Minuman ini di konsumsi setiap hari, minuman ini dijual warung-warung makan desa Banyuseri. Bahan utamanya adalah tuak manis yang disajikan dengan es batu dan loloh sembung. Rasa es tuak ini manis dan agak sedikit pahit, sedangkan warna minuman ini hijau.


Teh Daun Pokat

(Desa Gitgit (Sukasada))

Minuman ini sering di konsumsi setiap hari, tetapi dibuat dirumah tangga. Teh ini dibuat dari daun alpokat yang direbus dengan api kecil dan dalam waktu cukup lama, sehingga menghasilkan warna kemerahan yang menyerupai teh.  Kekhasan minuman ini adalah teh dari daun alpokat yang memberi rasa dan aroma yang khas.



Pulung Nyepi

(Desa Sukasada)

Jajanan ini di konsumsi setiap hari, meskipun jajanan ini khusus dibuat pada waktu hari raya Nyepi (saat Pengkrupukan). Pulung Nyepi merupakan hidangan khas Kelurahan Sukasada, sebagai salah satu jajanan yang dipakai untuk tradisi umat Hindu di Desa Sukasada dalam memperingati hari raya Pengkrupukan, yaitu satu hari sebelum hari raya nyepi. Bahannya dari tepung beras dicampur sedikit kanji, kemudian dikukus. Setelah dingin diuleni dan dibentuk giling-giling, agak bulat dan lonjong memanjang, kemudian direbus sampai pulung nyepi  naik kepermukaan air rebusan, ditiriskan dan disajikan dengan parutan kelapa muda


Jaja Apem

(Desa Lokapaksa)

Jaje Apem merupakan jajanan yang sering dikonsumsi di Desa Lokapaksa, tetapi saat ini jajanan tersebut masih di konsumsi pada waktu ada upacara/acara keluarga saja dan hanya dibuat oleh ibu rumah tangga. Jajanan ini dibuat dari bahan utama tepung beras yang difermentasikan dengan tape singkong dan air kelapa. Cetakan adonan dibuat dari daun pisang yang dibuat kerucut, cara seperti ini menunjukkan teknik pembuatan yang masih tradisional disertai dengan pengemasan yang menggunakan daun pisang. Hal tersebut mencirikan kekhasan dari jaje apem dengan cara daun dibentuk kojong besar, kemudian masukkan adonan dan dikukus. Saat ini di konsumsi sebagai jajanan sehari-hari untuk sarapan pagi. Penjualnya ada beberapa orang di pasar dan di warung-warung, tetapi jaja apem dibuat dirumah oleh ibu rumah tangga.
Kekhasannya dalam proses pembuatannya biasanya apem langsung diisi gula tetapi didesa Lokapaksa proses pembuatannya tidak diisi gula, sebab pada saat menghidangkan disajikan dengan taburan kelapa muda parut dan gula merah cair. Bentuk jaje apem biasanya kerucut kecil tetapi didesa Lokapaksa kerucut besar. Ini yang membuat khas dari jaje apem tersebut.


Jaja Tirin

(Desa Sinabun. Kec. Sawan)

Jaje Tirin merupakan jajanan yang sering dikonsumsi di Desa Sinabun, tetapi saat ini jajanan tersebut masih di konsumsi pada waktu ada upacara/acara keluarga saja dan hanya dibuat oleh ibu rumah tangga. Jajanan ini memiliki kekhasan beras ketan yang digunakan sebagai bahan utama tidak dibuat tepung melainkan ditumbuk kasar. Cara seperti ini menunjukkan bahwa teknik pembuatan yang masih tradisional disertai dengan pengemasan yang menggunakan daun pisang. Hal tersebut mencirikan kekhasan dari jajan tirin dengan cara daun dibentuk kojong, kemudian masukkan adonan tepung, gula merah, dan adonan tepung lagi diatasnya, dibungkus bentuk segitiga.

Jaja Lukis

(Desa Kubutasah)

Jaje Lukis adalah jajanan basah yang berbahan beras ketan dan injin (ketan hitam). Kemudian campuran ketan tersebut dibungkus dengan menggunakan daun pisang berbentuk seperti bungkusan pesan. Penyajiannya langsung bersama bungkusnya agar terasa aroma khas dari daun pisang. Jaja Lukis disajikan bersama parutan kelapa dan disiram dengan gula merah cair. kekhasan jajanan pada bahannya terdapat campuran injin dan bentuk bungkusan jaja lukis seperti bungkusan pesan.


Abugsari

(Desa Kubutambahan)

Abugsari adalah jajanan basah yang berbahan tepung ketan dan kelapa muda yang diparut. Kemudian abugsari dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan masukkan gula ditengahnya, lalu di bungkus daun pisang seperti bentuk tum. Penyajian Abugsari langsung bersama bungkusnya agar terasa aroma khas dari daun pisang. Jajan ini dapat bertahan lama pada saat dijual karena masih terbungkus daun pisang. Kekhasan jajanan ini karena bentuk bungkusan abugsari yang serupa dengan bentuk bungkusan tum pada umumnya.


Jagung Urap

(Desa Gerokgak)

Hidangan ini merupakan makanan selingan yang dikonsumsi bila musim panen jagung, pembuatan jagung urap ini sangat sederhana yaitu jagung direbus kemudian diiris dan dicampurkan kelapa yang sudah diparut dan gula pasir. Ini jajanan tradisional yang sering dibuat pada saat panen jagung yang tumbuh di desa Gerokgak.



Cerorot

(Desa Pacung)

Jaje cerorot ini merupakan jajanan basah yang disukai anak-anak, karena menarik bentuknya unik dengan rasa manis dan lembut, sering disajikan pada kesempatan khusus seperti pada upacara (persembahyangan) piodalan atau resepsi pernikahan. Cerorot merupakan salah satu jajanan khas Desa Pacung yang memakai bahan dasar tepung beras. Cerorot memiliki bentuk kerucut memanjang yang terbuat dari kulit ental berbentuk corong. Adonan diuleni, kemudian dimasukkan dalam cetakan dan dikukus.





Jaje Uler

(Desa Penglatan. Kec. Buleleng)

Jaje uler sangat banyak ditemui di desa Busungbiu, biasanya pada pagi dan sore hari banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Ini merupakan jajanan basah yang berbahan tepung beras dan sedikit tepung kanji. Pengolahannya sama seperti jaje alem dengan cara tepung dikukus, kemudian diuleni dengan ditambah santan, gula dan pewarna. Adonan dibentuk seperti kipas atau ular melingkar, lalu kukus, kemudian disajikan dengan siraman gula merah cair.
Bentuknya seperti ular, tetapi diberi pewarna


Jaje Alem

(Busungbiu)

Jaje Alem adalah jajanan basah yang berbahan tepung beras dan sedikit tepung kanji. Pengolahannya dengan cara tepung dikukus, kemudian diuleni dengan ditambah santan dan gula merah. Adonan dibentuk memanjang dan dibungkus daun pisang seperti lontong dan dikukus. Jajanan ini sering di konsumsi terurama pada kesempatan khusus seperti upacara pernikahan.


Lempong

(Desa Anturan. Kec. Buleleng)


Lempog adalah jajanan basah yang berbahan singkong, mirip seperti getuk lindri, tetapi ditumbuk dengan alat tumbuk tradisional. Diolah dengan cara dikukus, ditambah gula merah dan dihancurkan sampai halus dan bisa dibentuk dan dipotong-potong. Lempog disajikan dengan kelapa parut dan dihidangkan sebagai peneman kopi atau teh. Rasa manis dari gula merah yang digunakan membuat lempog , disajikan dengan taburan kelapa muda yang diparut.


Dodol Iwel

(Desa Penglatan. Kec. Buleleng)

Dodol iwel terbuat dari tepung ketan hitam dan tepung ketan putih, gula pasir, gula merah dan santan. Proses pembuatan dari dodol ini hampir sama dengan dodol pada umumnya, hanya saja beras ketan putih dan hitam disangrai terlebih dahulu baru kemudian dibuat tepung. Proses selanjutnya adalah merebus gula merah dan gula pasir serta  sebagian santan, pada saat perebusan ini harus selalu diaduk agar santan tidak pecah, terus diaduk sampai matang kurang lebih 3-4 jam. Kekhasan dari hidangan ini adalah dari segi rasa tepung beras lebih terasa karena dari bahan yang disangrai terlebih dahulu. Dodol iwel tahan lama (lebih dari satu bulan) biasanya digunakan sebagai pelengkap sarana upacara (banten), tetapi bisa juga untuk oleh-oleh.


Dodol Ketan

(Desa Penglatan. Kec. Buleleng)

Dodol adalah jajanan berbahan dasar tepung ketan yang ditambahkan dengan gula merah atau gula pasir dengan bahan cair santan. Dodol diolah dengan cara dikolak atau dibubur, kemudian dimasak dengan api kecil, terus diaduk dalam waktu lama. Hidangan ini teksturnya kalis dan rasanya manis. Dodol biasa dibuat dari tepung ketan putih atau  injin (ketan hitam) dan bisa juga ditambahkan buah seperti durian, nangka, salak dll. Dodol pengelatan saat ini di konsumsi sebagai makanan awetan yang tahan lama (lebih dari satu bulan) biasanya digunakan sebagai pelengkap sarana upacara (banten), tetapi bisa juga untuk oleh-oleh dan dikonsumsi sebagai peneman kopi. Penjualnya dan pembuatnya ibu-ibu rumah tangga di desa Penglatan, dibuat pada saat menjelang hari-hari raya atau berdasarkan pesanan saja sebagai industri Rumah Tangga. Bentuk dodol seperti silinder dan ujungnya diikat tali, atau dapat dibentuk bermacam-macam sesuai selera pembuatnya. Sedangkan dodol dikemas dengan pembungkus kulit jagung kering atau ada juga daun pisang kering. Untuk menjaga daya tahan dodol, sebaiknya dodol dijemur agar dapat tahan lama.




Klepon

(Desa Banjar - Dusun Sekar)

Jaje klepon merupakan jajanan basah yang dibuat setiap hari, biasanya dijual dipasar tradisional atau tempat-tempat tertentu dipinggir jalan pada pagi hari. Selain fungsinya sebagai makanan selingan, juga sebagai jajanan yang dikonsumsi sebagai sarapan pagi. Bahan utamanya adalah tepung ketan yang diberi warna hijau dari don kayu sugih (daun katu) dan isinya gula merah. Penyajiannya dengan taburan kelapa muda yang diparut. Bentuk kelepon seperti tetesan air yang besar (sedikit oval), dimakan untuk sekali suap, tidak boleh digigit, karena air gula merah akan keluar.

Jaje Klepon di desa Mayong, hampir sama dengan di dusun Sekar, tetapi ada sedikit tambahan tepung beras, selain itu isinya adalah gula merah, kemudian penyajiannya dengan parutan kelapa muda.




Rambugan

(Desa Bondalem Tejakula)

Hidangan tsb. saat ini masih di konsumsi setiap hari. Rambugan merupakan salah satu sayuran berkuah khas Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula. Sayuran ini dibuat dengan menggunakan beranekaragam jenis sayuran yang biasanya terdapat dari hasil kebun warga, seperti misalnya daun labu, buah labu, sela sawi, kacang panjang, kacang kare, bayam, dan sayuran jenis lain, tergantung dari ada tidaknya sayuran tersebut. Bumbunya base genep, yang diberi kuah dengan santan.






Seban Kelor Sambal Tuwung/ Sambal Kunci

(Desa Sinabun. Kec. Sawan)

Daun kelor adalah salah satu jenis daun yang sering digunakan untuk sayur dalam hidangan tradisional bali selain daunnya, kelor juga menghasilkan buah yang disebut dengan kelentang  yang juga bisa dibuat sayur berkuah, tetapi daun kelor selain dibuat sayur berkuah juga bisa dibuat sayur tanpa kuah atau disebut seban. Seban kelor merupakan sayuran yang sering dikonsumsi di desa Sinabu Kecamatan Sawan. Hidangan tersebut disajikan dengan ditemani sambal kunci atau sambal tuwung. Saat ini masih di konsumsi sebagai jukut (sayur) sehari-hari, hidangan ini tidak dijual, hanya dibuat di rumah tangga saja.



Jukut Don Belimbing

(Desa Suwug Kec. Sawan)

Dalam hidangan bali selain makanan utama dan lauk-pauk juga terdapat hidangan sayuran yang sering disebut jukut atau seban. Sayuran atau jukut yang sering dikonsumsi khususnya di Kecamatan Sawan antara lain bayam, daun singkong, daun kelor, kelentang, daun paku, pusuh, embung, batang keladi, empol, ares, daun belimbing. Daun belimbing di Desa Suug kecamatan Sawan diolah menjadi jukut mekuah yang diolah bisa ditambahkan balung (daging yang ada tulangnya) sayur ini disebut dengan jukut don belimbing. Hidangan tersebut saat ini masih di konsumsi sebagai jukut (sayur) sehari-hari, hidangan ini tidak dijual, hanya dibuat di rumah tangga saja dan jika ada upacara atau hari raya. 



Jukut Don Kayu Manis

(Desa Kubutambahan)

Hidangan ini termasuk sayur berkuah, yang saat ini masih di konsumsi sebagai jukut untuk makanan sehari-hari, tidak ada yang menjual, karena dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga. Bahan sayuran yang digunakan adalah Don kayu manis dan Gedang muda (pepaya muda), sedangkan bumbu sayur ini adalah base rajang(cabe rawit, cabe merah, bawang putih, bawang merah, garam). Kekhasan hidangan ini adalah menggunakan Don kayu manis dimasak dengan gedang muda yang tumbuh dan banyak terdapat di desa Gerokgak dan ini sudah resep turun temurun, biasana dimakan dengan makanan pokok sela rebus.

Jukut Don Besar

(Desa Gerokgak)

Hidangan ini termasuk sayur berkuah, yang saat ini masih di konsumsi sebagai jukut, terutama dibuat pada kesempatan khusus seperti waktu kegiatan upacara (persembahyangan). Bahan nabati yang digunakan adalah don besar, sedangkan bahan nabatinya adalah tulang babi atau tulang ayam. Bumbu sayur ini adalah base genap yang ditumis. Kekhasan hidangan ini adalah menggunakan daun-daunan yang tumbuh di desa Gerokgak dan ini sudah resep turun temurun


Jukut Don Papasan

(Desa Gerokgak)

Hidangan ini termasuk sayur berkuah, yang saat ini masih di konsumsi sebagai jukut, terutama dibuat pada Kesempatan khusus seperti waktu kegiatan upacara (persembahyangan). Bahan nabati yang digunakan adalah don paspasan, sedangkan bahan nabatinya adalah kuwir (mentok). Bumbu sayur ini adalah base genap yang ditumis. Kekhasan hidangan ini adalah menggunakan daun-daunan yang tumbuh di desa Gerokgak dan ini sudah resep turun temurun




Jukut Embung

(Desa Busungbiu)

Hidangan ini termasuk sayur berkuah yang biasanya disebut jukut. Bahan utama yang digunakan adalah empol (pucuk pohon kelapa yang masih muda) yang dimasak dengan santan dan bumbu base genap. Ini merupakan sayur yang dikonsumsi sebagai jukut sehari-hari. Kekhasan hidangan ini menggunakan bahan sayuran yang dihasilkan dari lingkungan sekitar. Jukut empol merupakan makanan sehari–hari masyarakat busungbiu, karena bahan utama empol banyak terdapat di desa ini. Kekhasan jukut ini adalah menggunakan bahan pucuk pohon kelapa atau disebut dengan empol.


Jukut Embung

(Desa Busungbiu)

Hidangan ini termasuk sayur berkuah yang biasanya disebut jukut. Bahan utama yang digunakan adalah embung (tunas bambu yang masih muda) yang dimasak dengan bumbu base genap. Ini merupakan sayur yang dikonsumsi sebagai jukut sehari-hari. Kekhasan hidangan ini menggunakan bahan sayuran yang dihasilkan di desa busungbiu yaitu embung (tunas  bambu muda)



Jukut Antug-antugan

(Desa Busungbiu)

Hidangan ini merupakan sayur berkuah yang sampai saat ini dikonsumsi sehari-hari sebagai jukut. Jukut Antug-antugan ini khusus dibuat pada acara keagamaan yaitu upacara kepus puser,  karena jukut ini memiliki arti perpaduan dari hasil bumi di daerah desa Busungbiu dalam satu masakan. Bahan yang digunakan berbagai macam sayur seperti Nangka, Undis, Timbul, Kelor, Klentang, Papaya muda, dan Terong. Bahan hewani yang digunakan untuk meningkatan kandunga protein adalah Daging babi, Daging ayam dan Kakul, sedangka bumbu yang digunakan adalah Base genep (garam, minyak kelapa, bawang merah, bawang putih, cabe merah, kencur, gula merah, jahe, lengkuas, kunyit, kemiri, daun sereh, daun salam, terasi)


Urab Paku

(Desa Banyuatis)

Hidangan ini merupakan sayur tidak berkuah dengan bumbu urap

Hidangan ini merupakan sayur tidak berkuah sebagai jukut yang dikonsumsi sehari-hari.
Bahan utamanya adalah don paku (daun pakis muda) yang direbus, dan kelapa muda yang diparut kasar. Don paku rebus dicampur dengan tumisan bumbu sune cekuh dengan kelapa parut. Setelah tercampur rata, urap disajikan  dengan taburan bawang goreng. Kekhasan hidangan biasanya bahan utama urap adalah kacang panjang, sedangkan don paku tidak dibuat urap, tapi di desa Banyuatis kecamatan busungbiu don paku di jadikan bahan utama membuat urap.


Jukut Kacang Pelapah

(Desa Anturan Kec. Buleleng)

Jukut kacang pelapah merupakan sayuran berkuah dengan bumbu Base genap (bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kemiri, kencur, kunyit, wangenan) yang berbahan dasar kacang tunggak muda. Kacang tunggak disebut juga kacang jongkok merupakan jenis kacang-kacangan yang menyerupai kacang panjang. Dalam pengolahannya sayur kacang ini ditambahkan dengan kelapa muda yang dibakar, dipotong-potong kecil dan digeprak. Kacang jongkok juga pada saat diolah dipotong dengan cara dipatahkan menggunakan tangan. Hidangan tersebut saat ini masih di konsumsi setiap hari sebagai sayur peneman nasi yang dibuat di rumah tangga. Disajikan pada saat makan dengan mangkok kecil dan biasanya dihidangkan terpisah dengan nasi. Kekhasan jukut ini adalah kelapa muda yang dibakar, dipotong kecil dan digeprak kasar sebagai campuran sayur berkuah (urap berkuah)



Urab Don Belimbing


(Desa Banyuseri)

Hidangan ini merupakan sayur tidak berkuah dengan bumbu urap dari kelapa muda. Bahan utamanya adalah don belimbing sayur dengan bumbu base genep (bawang merah, bawang putih, cabe rawit, terasi, garam, kunyit, kemiri, jahe, kencur), kelapa parut, daun salam, limo. Selain itu ditambahkan juga nyawan (tawon) yang sudah direbus sebentar. Urab don belimbing disajikan sebagai urap untuk makan nasi. Kekhasannya pada bahan utama urap adalah don belimbing dan campuran nyawan (tawon).